Cara Menghitung HPP pada Perusahaan Dagang
HPP (Harga Pokok Penjualan) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi atau membeli suatu produk atau barang dagangan yang akan dijual kembali. HPP sangat penting untuk diketahui oleh perusahaan dagang karena akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh dari penjualan. Berikut adalah cara menghitung HPP pada perusahaan dagang:
Langkah 1: Menghitung Nilai Persediaan Awal
Langkah pertama adalah menghitung nilai persediaan awal. Nilai persediaan awal adalah nilai total barang dagangan yang masih tersedia di gudang pada awal periode. Cara menghitungnya adalah dengan mengalikan jumlah barang dengan harga per unitnya.
Contohnya, jika pada awal periode persediaan awal sebanyak 100 unit dengan harga satuan Rp10.000,- maka nilai persediaan awal adalah 100 x Rp10.000,- = Rp1.000.000,-
Langkah 2: Menghitung Nilai Pembelian
Langkah kedua adalah menghitung nilai pembelian. Nilai pembelian adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli barang dagangan selama periode tertentu. Nilai pembelian dapat dihitung dengan menjumlahkan harga pembelian seluruh barang dagangan yang dibeli selama periode tersebut.
Contohnya, jika selama periode tertentu perusahaan membeli 200 unit barang dagangan dengan harga satuan Rp12.000,- maka nilai pembelian adalah 200 x Rp12.000,- = Rp2.400.000,-
Langkah 3: Menghitung Nilai Persediaan Akhir
Langkah ketiga adalah menghitung nilai persediaan akhir. Nilai persediaan akhir adalah nilai total barang dagangan yang masih tersedia di gudang pada akhir periode. Cara menghitungnya sama dengan nilai persediaan awal yaitu dengan mengalikan jumlah barang dengan harga per unitnya.
Contohnya, jika pada akhir periode persediaan akhir sebanyak 150 unit dengan harga satuan Rp11.000,- maka nilai persediaan akhir adalah 150 x Rp11.000,- = Rp1.650.000,-
Langkah 4: Menghitung Jumlah Barang yang Terjual
Langkah keempat adalah menghitung jumlah barang yang terjual. Jumlah barang yang terjual adalah selisih antara jumlah barang yang tersedia pada awal periode ditambah dengan jumlah barang yang dibeli selama periode dengan jumlah barang yang tersedia pada akhir periode.
Contohnya, jika pada awal periode tersedia 100 unit barang dagangan, selama periode perusahaan membeli 200 unit barang dagangan dan pada akhir periode tersedia 150 unit barang dagangan maka jumlah barang yang terjual adalah (100 + 200) - 150 = 150 unit.
Langkah 5: Menghitung HPP
Langkah kelima adalah menghitung HPP. HPP dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
HPP = (nilai persediaan awal + nilai pembelian - nilai persediaan akhir) / jumlah barang yang terjual
Menggunakan contoh di atas maka HPP per unit adalah (Rp1.000.000 + Rp2.400.000 - Rp1.650.000) / 150 = Rp13.000,- per unit.
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa HPP per unit adalah sebesar Rp13.000,-. Artinya, perusahaan harus menjual setiap unit barang dagangannya dengan harga di atas Rp13.000,- agar bisa mendapatkan keuntungan.
Namun, perlu diingat bahwa perhitungan HPP hanya bersifat perkiraan karena dapat terjadi berbagai macam faktor yang mempengaruhi biaya produksi atau pembelian barang dagangan.
Oleh karena itu, perusahaan harus selalu memonitor biaya produksi atau pembelian barang dagangan dan melakukan perhitungan HPP secara berkala untuk memastikan bahwa harga jual yang ditetapkan masih menguntungkan.
Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan analisis HPP untuk menentukan strategi harga jual yang lebih efektif agar bisa bersaing di pasar.
Dalam analisis HPP, perusahaan dapat membandingkan HPP-nya dengan harga jual yang ditawarkan oleh pesaing sehingga bisa menentukan strategi harga yang tepat.
Demikianlah cara menghitung HPP pada perusahaan dagang. Dengan memahami cara menghitung HPP, perusahaan dapat menentukan harga jual yang menguntungkan dan juga melakukan analisis harga yang efektif untuk bersaing di pasar.
Saat melakukan perhitungan HPP, pastikan bahwa data yang digunakan akurat dan terpercaya agar hasil perhitungan yang diperoleh dapat dipercaya.
Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti biaya overhead, biaya produksi, dan biaya distribusi agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal dari penjualan barang dagangannya.