Cara Menghitung Valuasi Aset
Valuasi aset adalah salah satu proses penting yang harus dilakukan oleh bisnis untuk mengetahui nilai pasar dari aset yang dimiliki. Proses valuasi aset melibatkan berbagai macam faktor, seperti nilai aset tetap, aset lancar, aset tak berwujud, risiko bisnis, dan WACC (Weighted Average Cost of Capital). Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung valuasi aset secara lengkap.
Pendahuluan
Sebelum kita membahas cara menghitung valuasi aset, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu valuasi aset. Valuasi aset adalah proses untuk menentukan nilai pasar sebuah aset. Bisnis perlu melakukan valuasi aset untuk mengetahui nilai bisnis secara keseluruhan, serta memastikan bahwa bisnis tersebut memiliki nilai yang wajar. Proses valuasi aset dilakukan dengan menghitung nilai aset secara keseluruhan, termasuk nilai aset tetap, aset lancar, dan aset tak berwujud.
Menghitung Nilai Aset Tetap
Aset tetap adalah aset jangka panjang yang dimiliki oleh bisnis, seperti tanah, gedung, dan mesin. Untuk menghitung nilai aset tetap, caranya adalah dengan mengurangi nilai buku aset tetap dengan akumulasi penyusutan. Nilai buku aset tetap adalah nilai aset pada saat dibeli, sedangkan akumulasi penyusutan adalah jumlah penyusutan yang telah diterapkan pada aset tetap tersebut.
Menghitung Nilai Aset Lancar
Aset lancar adalah aset yang dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat, seperti stok barang, piutang, dan kas. Untuk menghitung nilai aset lancar, caranya adalah dengan menjumlahkan nilai stok barang, piutang, dan kas. Nilai stok barang adalah nilai barang yang masih dalam keadaan disimpan, sedangkan piutang adalah nilai tagihan yang belum dibayar oleh pelanggan.
Menghitung Nilai Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud adalah aset yang tidak berwujud, seperti merek dagang, hak paten, dan lisensi. Untuk menghitung nilai aset tak berwujud, caranya adalah dengan menilai aset tersebut berdasarkan nilai pasar atau nilai yang diharapkan. Nilai pasar adalah nilai aset yang bisa didapatkan dari transaksi jual beli di pasar, sedangkan nilai yang diharapkan adalah nilai yang diharapkan bisa didapatkan dari penggunaan aset tersebut di masa depan.
Menilai Risiko Bisnis
Setelah menghitung nilai aset, langkah selanjutnya adalah menilai risiko bisnis. Risiko bisnis dapat berupa risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, dan sebagainya. Menilai risiko bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan metode statistik atau analisis SWOT. Analisis SWOT melibatkan evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bisnis.
Menghitung WACC
WACC adalah singkatan dari Weighted Average Cost of Capital. WACC adalah biaya modal yang diperlukan untuk melakukan investasi pada bisnis. Untuk menghitung WACC, caranya adalah dengan menjumlahkan biaya utang dan biaya ekuitas, dan kemudian mengalikan dengan bobot masing-masing. Biaya utang adalah biaya yang harus dibayar untuk meminjam uang dari bank atau pemberi pinjaman lainnya, sedangkan biaya ekuitas adalah biaya yang harus dibayar oleh investor untuk membeli saham perusahaan.
Menghitung Nilai Terminal
Nilai terminal adalah nilai bisnis pada akhir periode proyeksi. Untuk menghitung nilai terminal, caranya adalah dengan menghitung nilai arus kas bebas pada periode terakhir, kemudian mengalikan dengan faktor pertumbuhan jangka panjang. Faktor pertumbuhan jangka panjang adalah angka yang digunakan untuk memperkirakan pertumbuhan bisnis di masa depan.
Menghitung Nilai Bisnis
Setelah menghitung semua faktor di atas, langkah terakhir adalah menghitung nilai bisnis secara keseluruhan. Caranya adalah dengan menghitung nilai arus kas bebas pada periode proyeksi, menambahkan nilai terminal, dan kemudian mengurangi nilai utang. Nilai arus kas bebas adalah jumlah uang yang bisa dihasilkan oleh bisnis setelah dipotong dengan semua biaya operasional.
Kesimpulan
Menghitung valuasi aset adalah langkah penting bagi bisnis. Dengan melakukan valuasi aset, bisnis dapat mengetahui nilai bisnis secara keseluruhan, serta memastikan bahwa bisnis tersebut memiliki nilai yang wajar. Proses valuasi aset dilakukan dengan menghitung nilai aset secara keseluruhan, menilai risiko bisnis, menghitung WACC, menghitung nilai terminal, dan menghitung nilai bisnis. Semoga panduan di atas dapat membantu Anda dalam melakukan valuasi aset untuk bisnis.